Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara
PENDIDIKAN MENURUT KI HAJAR DEWANTARA
A. Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara
Gambar : https://ujiandianviva.files.wordpress.com/2014/11/935211_474832412586337_1409108204_n.jpg
Ki Hajar Dewantara Lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei
1889.Terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Ia berasal dari
lingkungan keluarga kraton Yogyakarta. Raden Mas Soewardi Soeryaningrat, saat
genap berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, berganti nama menjadi Ki
Hadjar Dewantara. Semenjak saat itu, ia tidak lagi menggunakan gelar
kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan supaya ia dapat bebas dekat
dengan rakyat, baik secara fisik maupun hatinya.
Perjalanan hidupnya benar-benar diwarnai perjuangan dan
pengabdian demi kepentingan bangsanya. Ia menamatkan Sekolah Dasar di ELS
(Sekolah Dasar Belanda) Kemudian sempat melanjut ke STOVIA (Sekolah Dokter
Bumiputera), tapi tidak sampai tamat karena sakit. Kemudian ia bekerja sebagai
wartawan di beberapa surat kabar antara lain Sedyotomo, Midden Java, De
Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer dan Poesara. Pada
masanya, ia tergolong penulis handal. Tulisan-tulisannya sangat komunikatif,
tajam dan patriotik sehingga mampu membangkitkan semangat antikolonial bagi
pembacanya.
B. Pendidikan Taman Siswa
Dalam pendidikan taman siswa ini pendidikan tetap dibatasi
oleh tertib damainya kehidupan bersama, keselarasan, toleransi, kebersamaan,
demokrasi, dan tanggung jawab disiplin.
a. Tujuan
Pendidikan Taman Siswa
Taman siswa dengan pendirinya Ki Hadjar Dewantara mendirikan
sekolah sebagai usaha mencapai kemerdekaan bangsa lewat pendidikan. Taman siswa
adalah badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat yang menggunakan
pendidikan dalam arti luas untuk mencapai cita-citanya. Bagi Tamansiswa, pendidikan
bukanlah tujuan tetapi media untuk mencapai tujuan perjuangan, yaitu mewujudkan
manusia Indonesia yang merdeka lahir dan batinnya. Merdeka lahiriah artinya
tidak dijajah secara fisik, ekonomi, politik, dsb; sedangkan merdeka secara
batiniah adalah mampu mengendalikan keadaan.
Taman siswa anti intelektualisme, artinya siapapun tidak
boleh hanya mengagungkan kecerdasan dengan mengabaikan faktor-faktor lainnya.
Taman siswa mengajarkan azas keseimbangan (balancing), yaitu antara
intelektualis di satu sisi dan personalitas di sisi yang lain. Maksudnya agar
setiap anak didik itu berkembang kecerdasan dan kepribadiannya secara seimbang.
Tujuan pendidikan Taman siswa adalah membangun anak didik
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, merdeka
lahir batin, luhur akal budinya, cerdas dan berketerampilan, serta sehat
jasmani dan rohaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan
bertanggung jawab atas kesejahteraan bangsa, tanah air, serta manusia pada
umumnya. Meskipun dengan susunan kalimat yang berbeda namun tujuan pendidikan
Taman siswa ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional.
C. Sistem Pelaksanaan
Pendidikan Taman Siswa
Pendidikan Tamansiswa dilaksanakan berdasar Sistem Among,
yaitu menyokong kodrat alamnya anak yang kita didik, agar dapat mengembangkan
hidupnya lahir dan batin menurut kodratnya sendiri-sendiri" Dasar sistem
among ini adalah kodrat alam dan kemerdekaan. (Majelis Luhur Persatuan Taman
Siswa, 1977). Pendidikan dengan sistem among memakai cara pondok asrama, karena
dengan cara itu dapatlah ketiga lingkungan pendidikan bekerja bersama-sama
(keluarga, perguruan dan perkumpulan pemuda). Persatuan ketiga corak lingkungan
tersebut penting sekali untuk sempurnanya pendidikan (sistem tri-pusat pendidikan).
Pelaksanaan pendidikan tersebut berpedoman pula pada
berbagai semboyan, adapun semboyan yang paling terkenal adalah “Ing ngarso sung
tulodo, Ing madya mangun karso, Tutwuri handayani. Artinya: Kalau pendidik
berada di muka, dia memberi teladan kepada peserta didik. Kalau berada di
tengah, membangun semangat, berswakarya, dan berkreasi pada peserta didik.
Kalau berada di belakang, pendidik mengikuti dan mengarahkan peserta didik agar
berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab. Dalam sistem ini
orientasi pendidikan adalah pada anak didik, yang dalam terminologi baru
disebut student centered. Di dalam sistem ini pelaksanaan pendidikan lebih
didasarkan pada minat dan potensi apa yang perlu dikembangkan pada anak didik,
bukan pada minat dan kemampuan apa yang dimiliki oleh pendidik. Apabila minat
anak didik ternyata akan ke luar “rel” atau pengembangan potensi anak didik di
jalan yang salah maka pendidik berhak untuk meluruskannya. Dengan kata lain,
seorang pendidik atau pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong,
menuntut, dan membimbing peserta didik/orang yang dipimpinnya.
Untuk mencapai tujuan pendidikannya, Tamansiswa
menyelanggarakan kerja sama yang selaras antartiga pusat pendidikan yaitu
lingkungan keluarga, lingkungan perguruan, dan lingkungan masyarakat. Pusat
pendidikan yang satu dengan yang lain hendaknya saling berkoordinasi dan saling
mengisi kekurangan yang ada. Penerapan sistem pendidikan seperti ini yang
dinamakan Sistem Trisentra Pendidikan atau Sistem Tripusat Pendidikan.
Pendidikan Tamansiswa berciri khas Pancadarma, yaitu Kodrat
Alam (memperhatikan sunatullah), Kebudayaan (menerapkan teori Trikon),
Kemerdekaan (memperhatikan potensi dan minat maing-masing indi-vidu dan
kelompok), Kebangsaan (berorientasi pada keutuhan bangsa dengan berbagai ragam
suku), dan Kemanusiaan (menjunjung harkat dan martabat setiap orang).
a. 10 Kompetensi
Dasar Guru
· Menguasai
bahan ajar
· Mengelola
program belajar mengajar
· Mengelola
kelas
· Mengelola
/ menggunakan media dan sumber belajar
· Menguasai
landasan pendidikan
· Mengelola
interaksi belajar mengajar
· Menilai
prestasi belajar siswa
· Mengenal
fungsi dan program pelajaran
· Mengenal
dan ikut menyelenggarakan administrasi sekolah
· Memahami
prinsip penelitian pendidikan dan menafsirkannya untuk pembelajaran
Sumber : Mata Kulyah Propesi kependidikan oleh ( Drs. Jajang
Suryana)
http://airlangga-edu.com/?page=artikel_detail&&no=17,
Diakses pada 14 september 2015 pukul 13.20 wita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar