Oleh : I Wayan Ginastra
KOMPETENSI DAN TUGAS GURU
Kompetensi profesional guru adalah merupakan suatu keharusan dalam mewujudkan
sekolah berbasis pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang pemahaman tentang
pembelajaran, kurikulum, dan perkembangan manusia termasuk gaya belajar
(Kariman,2002). Pada umumnya disekolah-sekolah yang memiliki guru dengan
kompetensi profesional akan menerapkan “pembelajaran dengan melakukan” untuk
menggantikan cara mengajar dimana guru hanya berbicara dan peserta didik hanya
mendengarkan.
Kompetensi guru berkaitan dengan profesionalisme yaitu, guru
yang profesional adlah guru yang kompeten (berkemampuan), karena itu kompetensi
profesionalisme guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru
dalam menjalankan profesi keguruannya dengan kemampuan tinggi (Muhibbin Syah :
230). Dengan kata lain kompetensi adalah pemilikan,penguasaan,ketrampilan dan
kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang.(A.Piet Sahertian :4)
Sedangkan menurut Depdikbud kompetensi yang harus dimiliki
seorang guru (Komponen Dasar Kependidikan :25-26 ) adalah :
• Kompetensi Profesional, guru harus memiliki pengetahuan yang luas darisubject
matter ( bidang studi) yang akan diajarkan serta penguasaan metodologi dalam
arti memiliki konsep teoritis mampu memilih metode dalam proses belajar
mengajar.
• Kompetensi Personal, artinya sikap kepribadian yang mantap sehingga
mampu menjadi sumbr intensifikasi bagi subjek. Dalam hal ini berarti memiliki
kepribadian yang pantas diteladani, mampu melaksanakan kepemimpinan seperti
yang dikemukakan Ki Hajar Dewantara, yaitu “Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya
Mangun Karsa. Tut Wuri Handayani”
• Kompetensi Sosial, artinya guru harus mampu menunjukkan dan berinteraksi
sosial, baik dengan murid-muridnya maupun dengan sesama guru dan kepala
sekolah, bahkan dengan masyarakat luas.
• Kompetensi untuk melakukan pelajaran yang sebaik-baiknya yang berarti
mengutamakan nilai-nilai sosial dari nilai material.
Dalam suasana seperti itu, peserta didik dilibatkan secara
aktif dalam memecahkan masalah , mencari sumber informasi, data evaluasi ,
serta menyajikan dan mempertahankan pandangan dan hasil kerja mereka kepada
teman sejawat dan yang lainnya. Sedangkan para guru dapat bekerja secara
intensif dengan guru lainnya, dalam merencanakan pembelajaran baik individual
maupun tim, membuat keputusan tentang mendesai sekolah kolaborasi tentang
pengembangan kurikulum, dan partisipasi dalam penilaian. Berikut akan diuraikan
tentang kompetensi profesional yang harus menjadi andalan guru dalam
melaksanakan tugasnya.
Subkompetensi menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator
esensial menguasai langkah – langkah penelitian dan kajian kritis untuk
memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.
Sebagai guru yang berkompeten harus memiliki :
1. Pemahaman terhadap karakteristik peserta didik,
2. Penguasaan bidang studi, baik dari sisi keilmuan
maupun kependidikan,
3. Kemampuan penyelenggaraan pembelajaran yang
mendidik,
4. Kemauan dan kemampuan mengembangkan
profesionalitas dan kepribadian secara berkelajuan.
Ada beberapa Sikap Profesiaonal Guru yaitu :
• Sikap
terhadap peratuan perundang-undangan
• Sikap
terhadap organisasi profesi :
• Sikap
terhadap teman sejawat
• Sikap terhadap
anak didik
• Sikap
terhadap tempat kerja
• Sikap
terhadap pemimpin
• Sikap
terhadap pekerjaan
Ada beberapa kemampuan dan sikap yang harus dimiliki guru
dalam melaksanakan tugasnya:
1. Menguasai Kurikulum
Kurikulum sebagai rancangan
pendidikan mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting dalam
keseluruhan kegiatan pendidikan. Kurikulum adalah pemandu program belajar
mengajar, pelaksanaan dan hasil belajar yang hendak dicapai. Tanpa berpegang
pada kurikulum, maka proses belajar mengajar tidak memiliki arah dan tujuan.
Karena itu guru yang profesional memiliki penguasaan yang sangat mendalam
terhadap kurikulum. Mereka mengetahui cakupan materinya, mengetahui tujuan yang
hendak dicapai, mengetahui tata urutan penyajian dan porsi waktu yang
diperlukan. Guru juga hendaknya mengetahui bagaimana mengimplementasikan
kurikulum dalam program tahunan, program-program semester dan persiapan
mengajar yang efektif untuk menyerap kurikulum. Kurikulum diikuti dengan
perangkat pedoman pelaksanaan. Pedoman-pedoman tersebut dilandasi oleh
dasar-dasar didaktik dan metodik. Guru yang profesional selain menguasai
pedoman tersebut juga memiliki kreatifitas untuk mengembangkannya. Guru yang
berhasil dalam pengajaran adalah guru yang mampu mempersiapkan siswa mencapai
tujuan yang telah dirumuskan dalam kurikulum.
2. Menguasai Materi
Sebagai pengajar, guru
hendaknya menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan serta
senantiasa mengembangkan dan meningkatkan kemampuannya. Karena itu sebenarnya
guru sendiri adalah seorang pelajar yang belajar secara terus-menerus. Guru
adalah tempat menimba ilmu bagi para siswanya. Sebagai pengajar ia harus
membantu perkembangan anak didiknya untuk memahami, dan menguasai ilmu pengetahuan.
Untuk itu guru hendaknya mampu memotivasi siswa untuk senantiasa belajar pada
berbagai kesempatan. Kemampuan ini tidak hanya berdasarkan teori-teori yang
diperoleh dari bangku pendidikan, melainkan harus dihayatinya dan disikapi
sebagai suatu seni. Seperti kita ketahui guru SD tidak saja harus menguasi
salah satu bidang studi pelajaran, melainkan seluruh mata pelajaran. Karena itu
belajar secara terus menerus untuk mendalami bahan pengajaran tak dapat
dielakkan.
3. Menguasai Metode dan Teknik Penilaian
Seorang guru akan dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia menguasai dan mampu melaksanakan
keterampilan mengajar dengan menggunakan metode yang sesuai dengan pelajaran,
tujuan dan pokok bahasan yang diajarkannya. Bahan belajar yang telah dikuasainya
belum tentu dapat dicerna oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik. Proses
penyampaian ini memerlukan kecakapan khusus. Dengan demikian perlu penguasaan
guru terhadap metode penyampaian agar para siswa tidak pasif, melainkan
terlibat secara aktif dalam interaksi belajar mengajar. Seorang guru yang cakap
dan disegani adalah guru yang menguasai setiap metode sehingga para siswa
terangsang untuk terus belajar. Guru hendaknya memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang cukup tentang alat-alat dan media sebagai alat bantu komunikasi
guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Tidak setiap media/alat
sesuai dengan setiap kondisi belajar mengajar, sehingga diperlukan pula
keterampilan untuk memilih dan menggunakan serta mengusahakan media dengan baik.
Memilih media pendidikan harus sesuai dengan tujuan, materi, metode serta
kemampuan guru dan minat siswa. Hal ini penting untuk diketahui karena metode
mengajar bersifat individual, artinya seorang guru mungkin dapat menggunakan
suatu metode dengan baik sementara guru yang lain belum tentu demikian. Karena
itu penggunaan suatu metode ataupun perangkat peralatan tidak dapat dipaksakan
pada seorang guru. Yang terpenting adalah bagaimana gaya interaksi pribadi itu
dapat mencapai tujuan melalui tumbuhya hubungan yang positif dengan para siswa.
Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah kemampuan untuk mengusahakan
berbagai sumber belajar yang menunjang dalam proses belajar mengajar.
Penilaian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses
belajar mengajar. Penilaian bertujuan untuk memberikan umpan balik bagi guru
dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar maupun bagi siswa
sendiri dan orang tua siswa, penilaian bermanfaat untuk mengetahui kemajuan
belajar siswa. Demikian pula dalam satu babakan belajar mengajar guru hendaknya
menjadi penilai yang baik. Kesalahan atau kelemahan dalam penyusunan alat-alat
penilaian, misalnya tes hasil belajar, dapat memberikan dampak yang negatif
terhadap proses belajar mengajar. Misalnya, penggunaan tes objektif yang terus
menerus mengakibatkan anak kurang bersungguh-sungguh dalam belajar. Penilaian
ini di sekolah hendaknya dilakukan secara objektif, kontinyu serta
mempergunakan berbagai jenis yang bervariasi.
5. Komitmen Terhadap Tugas
Ciri pokok profesionalisme adalah
apabila seseorang memiliki komitmen yang mendalam terhadap tugasnya. Kecintaan
terhadap tugas diwujudkan dalam bentuk curahan tenaga, waktu, dan pikiran.
Profesi guru sangatlah berlainan dengan profesi lainnya, karena pekerjaan guru
menyangkut pertumbuhan, perkembangan fisik dan intelektual seorang anak
manusia. Segala kegiatan belajar mengajar harus disiapkan secara matang. Untuk
itu guru harus benar-benar menyatu, menjiwai dan menghayati tugas-tugas
keguruannya. Guru yang demikian akan mencintai siswa dan tugasnya. Hasilnya
dapat dipastikan akan jauh lebih baik dan lebih bermakna.
6. Disiplin
Pendidikan adalah
suatu proses, bersama proses itu anak tumbuh dan berkembang dalam belajar.
Pendidik dengan sengaja mempengaruhi arah proses itu sesuai dengan tata nilai
yang dianggap baik dan diterima serta berlaku dalam masyarakat. Kuat lemahnya
pengaruh itu sangat bergantung pada tata disiplin yang ditetapkan dan
dicontohkan oleh guru. Di kelas guru adalah pemimpin yang menjadi teladan dan
panutan siswa-siswanya. Oleh sebab itu, disiplin bagi seorang guru merupakan
bagian penting dari tugas-tugas kependidikan. Dalam hal ini tugas guru bukan
saja melatih sikap disiplin pada anak didiknya tetapi juga lebih penting adalah
mendisiplinkan diri sendiri sebagai ciri khas seorang guru.
Selain itu, guru juga dikatakan professional, jika:
1. Fleksibel
Fleksibel dalam artian guru yang tidak
kaku, luwes, dan dapat memahami kondisi anak didik, memahami cara belajar
mereka, serta mampu mendekati anak didik melalui berbagai cara sesuai
kecerdasan dan potensi masing-masing anak.
2. Optimis
Keyakinan yang tinggi akan kemampuan
pribadi dan yakin akan perubahan anak didik ke arah yang lebih baik melalui
proses interaksi guru-murid yang menyenangkan akan menumbuhkan karakter yang sama terhadap anak tersebut.
3. Respek
Rasa
hormat yang senantiasa ditumbuhkan di depan anak didik akan dapat memacu mereka
untuk lebih cepat tidak sekadar memahami
pelajaran, namun juga pemahaman yang menyeluruh tentang berbagai hal yang
dipelajarinya.
4. Cekatan
Anak-anak berkarakter dinamis, aktif, eksploratif, dan penuh inisiatif.
Kondisi ini perlu di imbangi oleh guru sebagai pengajarnya, sehingga guru mampu
bertindak sesuai kondisi yang ada.
5. Humoris
Menjadi seorang guru killer? Anak-anak malah takut kepada anda dan mereka
pasti tidak mau belajar. Meskipun setiap
orang mempunyai sifat humoris, sifat ini dituntut untuk dimiliki seorang pengajar.
Karena pada umumnya, anak-anak suka sekali dengan proses belajar yang
menyenangkan, termasuk dibumbui dengan humor. Secara tidak langsung, hal tersebut
dapat membantu mengaktifkan kinerja otak
kanan mereka.
6. Inspiratif
Meskipun ada panduan kurikulum yang mengharuskan peserta didik mengikutnya,
guru harus dapat menemukan banyak ide dari hal-hal baru dan lebih
memahami informasi-informasi pengetahuan yang disampaikan gurunya.
7. Lembut
Dimanapun, guru yang bersikap kasar, kaku, atau emosional, biasanya
mengakibatkan dampak buruk bagi peserta didiknya, dan sering tidak berhasil
dalam proses mengajar kepada anak didik. Pengaruh kesabaran, kelembutan, dan
rasa kasing sayang akan lebih efektif dalam proses belajar mengajar dan lebih memudahkan munculnya solusi
atas berbagai masalah yang muncul.
8. Disiplin
Disiplin di sini tidak hanya soal ketepatan waktu, tapi mencakup bebagai
hal lain. Sehingga, guru mampu menjadi
teladan kedisplinan tanpa harus sering mengatakan tentang pentingnya disiplin.
Contoh, disiplin dalam waktu, menyimpan barang, belajar dan sebagainya. Dengan
demikian, akan timbul pemahaman yang kuat pada anak didik tentang
pentingnya hidup disiplin.
9. Responsif
Ciri guru yang profesional antara lain cepat tanggap terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi, baik pada anak didik, budaya, sosial, ilmu pengetahuan maupun
teknologi, dan lain-lain.
10. Empatik
Setiap anak mempunyai karakter yang berbeda-beda, cara belajar dan proses
peneriamaan, serta pemahaman terhadap
pelajaran pun berbeda-beda. Oleh karena itu, seorang guru dituntut
mempunyai kesabaran lebih dalam memahami keberagaman tersebut sehingga bisa
lebih memahami kebutuhan-kebutuhan
belajar mereka.
11. Bersahabat
Bersahabat dalam artian seorang guru jangan membuat jarak yang lebar
dengan anak didik hanya karena posisinya sebagai guru. Jika kita dapat
menjadi teman mereka akan menghasilkan emosi yang lebih kuat
daripada sekadar hubungan guru-murid. Sehingga, anak-anak akan lebih mudah beradaptasi
dalam menerima pelajaran dan bersosialisasi dengan lingkungannya.
sumber
Uno, Hamzah B. 2007. Profesi Kependidikan.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Soetjipto, dkk. 1994. Profesi Keguruan. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
https://akihisa02.wordpress.com/2010/11/30/profesi-kependidikan-hal-hal-yang-harus-disiapkan-oleh-seorang-guru-sebelum-mengajar/ diakses
pada 03 september 2015 pukul 16:28
Tidak ada komentar:
Posting Komentar