Sabtu, 20 Desember 2014

INTERMEDIA


New media art 

    
     Seni media baru adalah genre yang mencakup karya-karya seni yang dibuat dengan teknologi media baru, termasuk seni digital, komputer grafis, animasi komputer, seni virtual, seni internet, seni interaktif, video game, robot komputer, 3d printing, dan seni sebagai bioteknologi. Istilah membedakan dirinya dengan yang dihasilkan benda budaya dan kegiatan sosial, yang dapat dilihat bertentangan dengan mereka yang berasal dari seni visual tua (yaitu tradisional lukisan, patung, dll). Kekhawatiran ini dengan media adalah fitur kunci dari banyak seni kontemporer dan memang banyak sekolah seni dan Universitas utama sekarang menawarkan jurusan di "Genre Baru" atau "New Media" , dan semakin banyak program pascasarjana telah muncul secara internasional. New Media Art sering melibatkan interaksi antara seniman dan pengamat atau antara pengamat dan karya seni, yang merespon mereka. Namun, karena beberapa ahli teori dan kurator telah mencatat, bentuk-bentuk interaksi, pertukaran sosial, partisipasi, dan transformasi tidak membedakan seni media baru melainkan berfungsi sebagai landasan bersama yang memiliki kesejajaran dalam helai lain dari praktek seni kontemporer.  seperti wawasan menekankan bentuk praktek budaya yang muncul bersamaan dengan munculnya platform teknologi, dan mempertanyakan fokus pada media teknologi.




       Saat ini, telah banyak seniman yang juga menggunakan media media baru yang berbasis pada perkembangan teknologi komputer, manipulasi digital, internet dan video (audio visual) sebagai sebuah medium ekspresi. Berbagai aspek teknoligi informasi digunakan dalam berkarya seni rupa, baik secara visual (estetik) maupun aspek teknologinya. Apabila dilihat pada perkembangan terakhir, karya-karya berbasis media audio visual masih mendominasi. Namun, perkembangan medium digital dan objek teknologinya juga sudah mulai berkembang. Hal ini dapat kita lihat dari berbagai pameran dalam beberapa tahun terakhir, karya instalasi yang menggunakan teknologi mulai muncul ke permukaan seperti karya Kuswidananto aka Jompet, Java Machine: Phantasmagoria yang dipamerkan pada Yokohama Triennale 2009, di Jepang.




     Jika seni murni bisa dinikmati di galeri, lalu bagaimana menikmati new media art yang secara fisik dan makna sulit dipahami masyarakat?  Marc Dusseiler berpendapat, “Bagi saya menikmati new media art bukan dengan melihatnya di galeri. Tapi justru dengan duduk bersama, terlibat dan mengetahui proses yang dilakukan dalam pembuatan karya tersebut. Dengan cara inilah kita dapat menikmatinya

Perbincangan new media art  memang tak mudah dipahami orang awam. Berbagai eksperimen tanpa batas yang dilakukan para seniman, ilmuwan dan praktisi new media art  tidak berpretensi apapun, dan masih berada di level underground selama bertahun-tahun. 

Kenyataan itu tak ayal mengundang kesalah-pahaman banyak orang dalam memaknai new media art. Ke depan masih menjadi pekerjaan besar bagi  para pelaku seni untuk membuat bahasa baru yang lebih sederhana dan mudah dipahami semua kalangan.

Sumber : 
http://boodee92.blogspot.com/2011/10/pengertian-new-media-dan-pemanfaatannya.html
http://satulingkar.com/detail/read/8/446/menguak-makna-seni-media-baru#sthash.0noA6Qum.dpuf