New media art
Seni media baru adalah genre yang mencakup karya-karya seni yang dibuat dengan teknologi media baru, termasuk seni digital, komputer grafis, animasi komputer, seni virtual, seni internet, seni interaktif, video game, robot komputer, 3d printing, dan seni sebagai bioteknologi. Istilah membedakan dirinya dengan yang dihasilkan benda budaya dan kegiatan sosial, yang dapat dilihat bertentangan dengan mereka yang berasal dari seni visual tua (yaitu tradisional lukisan, patung, dll). Kekhawatiran ini dengan media adalah fitur kunci dari banyak seni kontemporer dan memang banyak sekolah seni dan Universitas utama sekarang menawarkan jurusan di "Genre Baru" atau "New Media" , dan semakin banyak program pascasarjana telah muncul secara internasional. New Media Art sering melibatkan interaksi antara seniman dan pengamat atau antara pengamat dan karya seni, yang merespon mereka. Namun, karena beberapa ahli teori dan kurator telah mencatat, bentuk-bentuk interaksi, pertukaran sosial, partisipasi, dan transformasi tidak membedakan seni media baru melainkan berfungsi sebagai landasan bersama yang memiliki kesejajaran dalam helai lain dari praktek seni kontemporer. seperti wawasan menekankan bentuk praktek budaya yang muncul bersamaan dengan munculnya platform teknologi, dan mempertanyakan fokus pada media teknologi.
Saat ini, telah banyak seniman yang juga menggunakan
media media baru yang berbasis pada perkembangan teknologi komputer, manipulasi
digital, internet dan video (audio visual) sebagai sebuah medium ekspresi.
Berbagai aspek teknoligi informasi digunakan dalam berkarya seni rupa, baik
secara visual (estetik) maupun aspek teknologinya. Apabila dilihat pada
perkembangan terakhir, karya-karya berbasis media audio visual masih mendominasi.
Namun, perkembangan medium digital dan objek teknologinya juga sudah mulai
berkembang. Hal ini dapat kita lihat dari berbagai pameran dalam beberapa tahun
terakhir, karya instalasi yang menggunakan teknologi mulai muncul ke permukaan
seperti karya Kuswidananto aka Jompet, Java Machine: Phantasmagoria yang
dipamerkan pada Yokohama Triennale 2009, di Jepang.
Jika seni murni bisa dinikmati di
galeri, lalu bagaimana menikmati new media art yang secara fisik dan makna
sulit dipahami masyarakat? Marc Dusseiler berpendapat, “Bagi saya
menikmati new media art bukan dengan melihatnya di galeri. Tapi justru dengan
duduk bersama, terlibat dan mengetahui proses yang dilakukan dalam pembuatan
karya tersebut. Dengan cara inilah kita dapat menikmatinya
Perbincangan new media art
memang tak mudah dipahami orang awam. Berbagai eksperimen tanpa batas yang
dilakukan para seniman, ilmuwan dan praktisi new media art tidak
berpretensi apapun, dan masih berada di level underground selama
bertahun-tahun.
Kenyataan itu tak ayal mengundang
kesalah-pahaman banyak orang dalam memaknai new media art. Ke depan
masih menjadi pekerjaan besar bagi para pelaku seni untuk membuat bahasa
baru yang lebih sederhana dan mudah dipahami semua kalangan.
Sumber :
http://boodee92.blogspot.com/2011/10/pengertian-new-media-dan-pemanfaatannya.html
http://satulingkar.com/detail/read/8/446/menguak-makna-seni-media-baru#sthash.0noA6Qum.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar