Oleh : I Wayan Ginastra
Perkembangan
Santrock Yussen (1992)
mengatakan bahwa perkembangan merupakan pola perkembangan individu yang berawal
pada masa konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat dan bersifat involusi.
Pendapat ini sangat tepat untuk menjelaskan pengertian perkembangan. Manusia
berkembang tidak hanya dari masa kelahiran saja tetapi dari masa konsepsi
manusia sudah mulai berkembang. Masa konsepsi mempunyai arti waktu dimana sel
telur (ovum) bertemu sperma. Pada saat itu pula manusia berkembang hingga
mempunyai bagian-bagian tubuh yang lengkap. Perkembangan manusia akan terus
berlanjut sampai saat pengambilan ruh tiba. Semua makhluk Tuhan tidak akan tahu
kapan perkembangan dalam dirinya itu terhenti. Menurut E.B Hurlock perkembangan
bersifat kualitatif dan kuantitatif.
Perkembangan peserta
didik dapat dipengaruhi oleh factor internal dan Faktor eksternal. Yang
dimaksud factor internal ialah faktor bilogis individu yang merujuk pada faktor
genetik yang diturunkan oleh kedua orangtuanya namun Kondisi fisik yang yang
tidak sempurna atau cacat juga berkaitan dengan persepsi individu terhadap
kemampuan dirinya. Begitupun
ketidakmampuan intelektual dapat disebabkan karena kerusakan sistem syaraf,
kerusakan otak atau mengalami retardasi mental.
Sedangkan yang dimaksud
faktor eksternal ialah Lingkungan, mencakup kondisi keamanan, cuaca, keadaan
geografis, senitasi atau kebersihan lingkungan.
Periode Perkembangan Seni Rupa anak-anak
Pengelompokan
periodisasi karya seni rupa anak dimaksudkan agar kita mudah mengenali
karakteristik perkembangan anak berdasarkan usianya. Dalam mengungkapkan
gagasannya, anak masih memandang gambar sebagai satu ungkapan keseluruhan. Hal
ini belum tampak bagian demi bagian secara rinci. Yang tampak hanyalah
bagian-bagian kecil yang menarik perhatian, terutama yang menyentuh perasaan
dan keinginannya.
Periodisai menurut Cyrl
Burt (Lowenfeld, 1975: 118-119) Membagi periodisasi gambar menjadi tuju
tingkatan, yaitu:
Masa mencoreng : 2 - 3 tahun
Masa garis : 4 tahun
Masa simbolisme
deskriptif : 5 - 6 tahun
Masa realisme
deskriftif : 7 - 8 tahun
Masa realisme
visual : 9 - 10 tahun
Masa represi : 10 – 14 tahun
Masa pemunculan
artistic : masa adolesen
Masa Corengan dan masa garis
Masa corengan merupakan
masa awal yang bisa dikaitkan dengan seni rupa. Semua anak manusia pasti
melewati masa ini, Kesenangan membuat coretan-coretan di dinding atau media
lain tumbuh pada anak-anak usia kurang lebih dua tahun. Goresan-goresan yang
dihasilkan masih kasar dan tidak beraturan, kecenderungan anak usia 2 tahun ini
menggoreskan pensil atau alat tulis lain pada bidang degan keras bahkan
sampai-sampai sekuat tenaga tangan dan jari mereka. Hal ini dapat kita temukan
anak yang melubangi atau melukai kertas yang digoresnya. Hal ini tentunya
berkaitan dengan kemampuan motorik anak yang masih mengunakan motorik kasar.
Kemudian, seiring perkembangan motorik anak berikutnya hasil corengan atau
garis mulai beragam dengan arah yang bervariasi pula. Periode ini terbagi ke
dalam tiga tahap, yaitu:
1. Corengan tak beraturan
Tahap ini garis atau
coretan yang dihasilkan anak tak beraturan. gambar yang terbentuk juga
sembarangan, kecenderungan anak mencoreng tanpa alasan atau maksud membuat
bentuk tertentu, anak-anak melakukan corengan hanya karena mereka mau dan
senang melakukan hal yang baru dalam hidupnya.
2. Corengan terkendali
tahap ini anak mulai
bisa mengendalikan motoriknya dengan lebih baik. Corengan yang dihasilkan sudah
terkendali dan terlihat ada usaha dalam setiap tarikan garisnya. Hal ini
terjadi karena adanya kerjasama antara
perkembangan visual dengan perkembamngan motorik. Hal ini terbukti
dengan adanya pengulangan coretan garis baik yang horizontal , vertical,
lengkung , bahkan lingkaran.
3. Corengan bernama
tahap ini adalah tahap
terakhir dari masa corengan & garis.
Biasanya terjadi pada anak usia 3 sampai 4 tahun, corengan yang dihasilkn sudah
berupa gambar atau bentuk-bentuk yang sudah akrab dengan mereka. Seperti mobil,
rumah, ayah, ibu, kakak dll. Dan seiring perkembangan bahasa, visual motoriknya
anak juga dapat menyebutkan apa yang dia buat. Anak mulai menyadari hubungan
gambar dengan lingkungannya bentuk, warna dan bahkan suatu kejadian juga mulai
muncul dalam karya anak. disinilah tugas guru dan orang tua untuk membina
mereka agar mengenal warna, bentuk dan peristiwa-peristiwa dilingkungannya.
Masa simbolisme
deskriptif
Pada masa ini anak
sudah mengenal bentuk lebih banyak dan perkembangan motoriknya juga semakin
bagus perpaduan antara visual dan motrik akan berpengaruh dalam karyanya di
masa ini. Gambar yang dihasilkan sudah menunjukkan keseriusan dalam usaha
mencapai bentuk-bentuk tertentu. Tapi gambar masih tetap berkesan datar dan
belum bisa mengukur perbandingan ukuran objek satu dengan yang lainnya. Masa
ini biasanya terjadi usia 5 sampai 6 tahun Pada perkembangan selanjutnya
kesadaran ruang muncul dengan dibuatnya garis pijak (base line). Hasil karya
anak-anak itu disebutnya gambar fisioplastik. Anak yang belum berumur 8 tahun
belum mampu menggambar apa yang dilihatnya tetapi mereka menggambar maenurut
apa yang sedang dipikirkannya. Hasil karya mereka itu disebut gambar
ideoplastik.
Pada masa ini juga,
kadang-kadang dalam satu bidang gambar dilukiskan berbagai peristiwa yang
berlainan waktu. Hal ini dalam tinjauan budaya dinamakan continous narrative,
anak sudah bisa memahami ruang dan waktu. Objek gambar yang dilukiskan banyak
dan berulang menggambarkan sedang dilakukan.
Masa realisme
deskriftif
Dimasa ini karya anak
lebih menyerupai kenyataan. Kesadaran perspektif mulai muncul, namun
berdasarkan penglihatan sendiri. Mereka menyatukan objek dalam lingkungan.
Selain itu kesadaran untuk berkelompok dengan teman sebaya dialami pada masa
ini. Perhatian kepada objek sudah mulai rinci. Namun dalam menggambarkan objek,
proporsi (perbandingan ukuran) belum dikuasai sepenuhnya. Pemahaman warna sudah
mulai disadari. Penguasan konsep ruang mulai dikenalnya sehingga letak objek
tidak lagi bertumpu pada garis dasar, melainkan pada bidang dasar sehingga
mulai ditemukan garis horizon. Selain dikenalnya warna dan ruang, penguasaan
unsur desain seperti keseimbangan dan irama mulai dikenal pada periode ini. Ada
perbedaan kesenangan umum, misalnya: anak laki-laki lebih senang kepada
menggambarkan kendaraan, anak perempuan kepada boneka atau bunga. Dalam masa
ini anak sudah mulai bisa menangkap objek yang ingin digambarnya mereka mampu
menggambar bentuk apa yang dilihatnya.
Masa realisme visual
Pada usia anak antara 9
sampai 10 tahun anak mulai memiliki kemampuan berfikir abstrak serta kesadaran
sosialnya makin berkembang. Perhatian kepada seni mulai kritis, bahkan terhadap
karyanya sendiri. Pengamatan kepada objek lebih rinci. Tampak jelas perbedaan
anak-anak bertipe haptic dengan tipe visual. Tipe visual memperlihatkan
kesadaran rasa ruang, rasa jarak dan lingkungan, dengan fokus pada hal-hal yang
menarik perhatiannya. Penguasaan rasa perbandingan (proporsi) serta gerak tubuh
objek lebih meningkat. Tipe haptic memperlihatkan tanggapan keruangan dan objek
secara subjektif, lebih banyak menggunakan perasaannya. Gambar-gambar gaya
kartun banyak digemari. Ada sesuatu yang unik pada masa ini, di mana pada satu
sisi anak ekspresi kreatifnya sedang muncul sementara kemampuan intelektualnya
berkembang dengan sangat pesatnya. Sebagai akibatnya, rasio anak seakan-akan
menjadi penghambat, Kekawatiaran tentang penilaian orang tentang karyanya mulai
tumbuh sehingga akibatnya mereka cenderung malu memperlihatkan karyanya.
Masa Represi
Masa ini biasanya
terjadi penurunan minat menggambar. Sebagian anak mulai melirik dunia baru yang
ditemuinya disekolah, lingkungan, ahkan dalm keluarga itu sendiri. Pencarian
identitas dan kebebasan adalah ciri utama dari masa ini. Makin banyak waktu yang
dihabiskan diluar keluarga atau rumah. Pikiran menjadi abstrak, idealis dan
logis. Namun bagi sebagian anak yang memiliki kesenangan dalam senirupa, masa
ini juga tidak terlalu berpengaruh terhadap pengembangannya di seni rupa. Dan
dalam masa ini juga mulai nampak perbedaan antara anak-anak yang memiliki bakat
dan tidak memiliki bakat dalam seni rupa.
Masa pemunculan
artistic
Dimasa ini anak
dihadapkan pada pilihannya mengenai jati dirinya. Dibalik temuan-temuannya
diluarsana mengenai kehidupan masa depan juga akan berpengaruh terhadap
pilihannya nanti. Rasional anak pada masa ini sudah bisa dan mampu memilah
apa-apa yang ia anggap baik bahkan dalam usia ini seorang anak sudah pantas
ditanyakan pendapatnya tentang rapat kecilyang terjadi di keluarga atau sekolah.
Masa ini anak juga mulai menyadari kemampuan diri sendiri dalam berkeseni
rupaan. Anak yang berbakat cenderung akan melanjutkan kegiatannya dengan rasa
senang, tetapi yang merasa tidak berbakat akan meninggalkan kegiatan seni rupa,
apalagi tanpa bimbingan. Dalam hal ini peranan guru banyak menentukan, terutama
dalam meyakinkan bahwa keterlibatan manusia dengan seni akan berlangsung terus
dalam kehidupan. Seni bukan urusan seniman saja, tetapi urusan semua orang dan
siapa pun tak akan terhindar dari sentuhan seni dalam kehidupannya sehari-hari.
Perkembangan mempunyai
arti suatu proses perubahan individu yang pelaksanaannya teratur berawal dari
masa konsepsi dan berlangsung sampai akhir hayat. Sedangkan pertumbuhan
merupakan proses perubahan individu secara fisik. Perkembangan dan pertumbuhan
pada diri individu dapat diamati gejala-gejalanya. Dalam perkembangan peserta
didik banyak berbagai proses yang saling terkait yaitu proses biologis,
kognitif, psikososial. Ketiga proses ini tidak dapat terpisahkan satu sama
lain. Pendapat-pendapat para ahli yang berbeda dalam hal pengertian
istilah-istilah dalam perkembangan dan penjelasan materi menjadikan pembahasan
tentang Hakikat Perkembangan Peserta Didik lebih luas materi dan penjelasannya
Sebagai mahasiswa Senirupa
sekaligus sebagai calon guru Seni rupa diindonesia harus mengetahui
perkembangan seni rupa pada peserta didik guna menjadikan pengetahuan ini
sebagai acuan untuk menangani atau membimbing peserta didik di berbagai usia
dalam urusan seni rupa tentunya.
Sumber :
Hurlock, Elizabeth B,
1978, Perkembangan Anak, edisi keenam, Penerbit Erlangga
Papalia, Diane E, sally
wendkos Old & Ruth Duskin Feldman, 2008, Human Development (psikologi
perkembangan) edisi kesembilan, KENCANA Prenada Media Goup
http://rizkypena.blogspot.co.id/
diakses pada 25
September 2015, pukul 12:10