Selasa, 10 Juni 2014

Kreatrivitas Kaum Muda Bali



            Berbicara mengenai Seni tak terlepas dari apa yang disebut kreativitas yang tak terbatas, di jaman sekarang yang kebanyakan orang bilang jaman Modernisasi, seni masih memiliki tempat atau posisi yang tinggi di kalangan masyarakat,khususnya di bali. Kaum muda bali jaman sekarang hanya beberapa yang memakai seni sebagai jalan hidupnya, walaupun ada yang bekerja atau berkegiatan lain,beberapa dari mereka masih memiliki kemampuan dalam berkesenian.

Ditilik perkembangan seni di Bali, sekarang kaum muda sangat bersemangat dalam berkreatifitas maupun bersaing dalam berkesenian. Sebagai contoh saat-saat ada kegiatan keagamaan seperti Hari Raya Galungan dan Kuningan. Kaum muda Bali berkesenian dan  menunjukkan kreatifitasnya dalam membuat penjor-penjor hias yang sangat variatif dan memiliki nilai seni tinggi.                                                                                   


Beberapa dari mereka bahkan membuat penjor dengan menghabiskan dana hingga ratusan ribu rupiah. Mereka saling bersaing untuk menunjukkan kreativitas mereka masing-masing. Bisa dibilang setiap akan datangnya Hari Raya besar umat Hindu ini,pemuda bali sudah mempersiapkan keperluan-keperluan untuk membuat penjor jauh-jauh hari.

            Penjor Galungan adalah penjor yang bersifat religius yang mempunyai fungsi tertentu dalam upacara keagamaan yang wajib dibuat lengkap dengan perlengkapannya. Dilihat dari segi bentuknya, penjor merupakan lambang Pertiwi dengan segala hasilnya yang memberikan kehidupan dan keselamatan. Pertiwi atau tanah yang digambarkan sebagai dua ekor naga yaitu Naga Basuki dan Ananthabhoga. Selain itu, penjor juga merupakan perlambangan gunung, yang memberikan keselamatan dan kesejahteraan. Hiasannya adalah dari beraneka jenis daun seperti daun cemara, andong, paku pipid, pakis aji dan lain sebagainya. Untuk buah-buahan mempergunakan jagung, kelapa, ketela, pisang termasuk pala bungkah, pala wija, pala gantung, dan padi serta dilengkapi dengan jajan, tebu serta uang.   

   
















Nah yang sekarang jadi pertanyaan,apakah Penjor hias masih memiliki nilai sacralnya sebagai bagian dari sarana Upacara? Jawabannya tentu “Iya” dikarenakan para pemuda bali tidak menghilangkan unsur-unsur inti atau penting dari penjor yang biasa. Diantaranya: Penjor masih dibuat menggunakan bambu, masih digunakannya buah kelapa yang menggantung pada bagian bawah Penjor. Masih ada jajan bali dan kain yang digantung dibagian atas penjor yang merupakan bagian yang paling penting dari penjor.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar