Berbicara
mengenai Seni tak terlepas dari apa yang disebut kreativitas yang tak terbatas,
di jaman sekarang yang kebanyakan orang bilang jaman Modernisasi, seni masih
memiliki tempat atau posisi yang tinggi di kalangan masyarakat,khususnya di
bali. Kaum muda bali jaman sekarang hanya beberapa yang memakai seni sebagai
jalan hidupnya, walaupun ada yang bekerja atau berkegiatan lain,beberapa dari
mereka masih memiliki kemampuan dalam berkesenian.
Ditilik perkembangan seni di Bali, sekarang kaum
muda sangat bersemangat dalam berkreatifitas maupun bersaing dalam berkesenian.
Sebagai contoh saat-saat ada kegiatan keagamaan seperti Hari Raya Galungan dan
Kuningan. Kaum muda Bali berkesenian dan menunjukkan kreatifitasnya dalam membuat
penjor-penjor hias yang sangat variatif dan memiliki nilai seni tinggi.
Beberapa dari mereka bahkan membuat penjor dengan
menghabiskan dana hingga ratusan ribu rupiah. Mereka saling bersaing untuk
menunjukkan kreativitas mereka masing-masing. Bisa dibilang setiap akan
datangnya Hari Raya besar umat Hindu ini,pemuda bali sudah mempersiapkan
keperluan-keperluan untuk membuat penjor jauh-jauh hari.
Penjor
Galungan adalah penjor yang bersifat religius yang mempunyai fungsi tertentu
dalam upacara keagamaan yang wajib dibuat lengkap dengan perlengkapannya.
Dilihat dari segi bentuknya, penjor merupakan lambang Pertiwi dengan segala
hasilnya yang memberikan kehidupan dan keselamatan. Pertiwi atau tanah yang
digambarkan sebagai dua ekor naga yaitu Naga Basuki dan Ananthabhoga. Selain
itu, penjor juga merupakan perlambangan gunung, yang memberikan keselamatan dan
kesejahteraan. Hiasannya adalah dari beraneka jenis daun seperti daun cemara,
andong, paku pipid, pakis aji dan lain sebagainya. Untuk buah-buahan
mempergunakan jagung, kelapa, ketela, pisang termasuk pala bungkah, pala wija,
pala gantung, dan padi serta dilengkapi dengan jajan, tebu serta uang.
Nah yang sekarang jadi pertanyaan,apakah Penjor hias
masih memiliki nilai sacralnya sebagai bagian dari sarana Upacara? Jawabannya tentu
“Iya” dikarenakan para pemuda bali tidak menghilangkan unsur-unsur inti atau
penting dari penjor yang biasa. Diantaranya: Penjor masih dibuat menggunakan bambu,
masih digunakannya buah kelapa yang menggantung pada bagian bawah Penjor. Masih
ada jajan bali dan kain yang digantung dibagian atas penjor yang merupakan
bagian yang paling penting dari penjor.